Katekismus Heidelberg

Katekismus Heidelberg

Catatan: teks ini disadur dan diolah oleh admin studibiblika.id dari berbagai sumber, termasuk sumber-sumber online. Jika Anda menemukan kekeliruan, silakan mengirim e-mail ke admin@studibiblika.id. Minggu Ke-1 Apakah satu-satunya penghiburan Saudara, baik pada…
Stefanus: Teladan Seorang Martir (Kis. 7:54-8:1a)

Stefanus: Teladan Seorang Martir (Kis. 7:54-8:1a)

Tidak semua di antara kita akan dipanggil Tuhan untuk menjadi martir. Dalam arti, orang yang mati karena mempertahankan iman (tetapi kita harus siap). Namun, kita semua dipanggil untuk menjadi saksi (Yun. μάρτυς) Kristus dalam hidup sehari-hari. Tidak jarang, itu akan membawa kerugian pada diri kita. Tetapi, bisa menjadi kesaksian yang efektif. Seperti halnya Stefanus.
Nikmatilah Hidup! (Pkh. 9:7-10)

Nikmatilah Hidup! (Pkh. 9:7-10)

Sebagian orang Kristen berpikir bahwa kenikmatan hidup itu urusan nanti di surga. Ketika berada di dunia, menikmati hidup adalah tabu. Bukankah itu yang diteladankan oleh para pengikut Kristus, misalnya Paulus? Namun kalau kita menggali Alkitab, sebenarnya anak-anak Tuhan pun diajar untuk menikmati hidup. Salah satunya apa yang dipaparkan dalam Pengkhotbah 9:7-10 ini.
Kasihilah Musuhmu (Mat. 5:43-48)

Kasihilah Musuhmu (Mat. 5:43-48)

Apa standar kita dalam mengasihi sesama? Pelajarilah bagian ini untuk memahami bagaimana Tuhan ingin kita pun mengasihi musuh-musuh kita, bukan hanya orang-orang yang baik pada kita.
Waspadalah Terhadap Kepalsuan Rohani (Mat. 27:3-10)

Waspadalah Terhadap Kepalsuan Rohani (Mat. 27:3-10)

Ada pepatah yang mengatakan “to err is human.” Artinya, berbuat salah adalah manusiawi. Ada kesalahan yang konsekuensinya ringan, ada pula yang konsekuensinya berat. Tetapi ada satu kesalahan yang tidak ada obatnya, yaitu menolak Kristus, karena dampaknya kekal. Oleh sebab itu, sangat penting untuk menguji apakah kita adalah benar-benar pengikut Kristus. Kita akan belajar dari kesalahan yang dilakukan oleh Yudas Iskariot.